-->

Susunan perayaan Hari suci Galungan dan Kuningan.




Susunan perayaan  Hari  suci Galungan dan Kuningan.

1. Wrespathi Wage Sungsang disebut Sugimanek Jawa, hari yang menyangkut kedatangan Para dewa dari Surga dan nenek moyang ada di atas bumi. Pada hari ini mempersembahkan yadnya dan puspa wewangian (fragance bunga) kepada Para dewa dan nenek moyang di (dalam) tempat suci keluarga.

2.Sukra Keliwon Sungsang, disebut Sugimanek Bali, suatu hari khusus untuk memurnikan diri kita. Pembersihan diri dari pengaruh hal-hal duniawi. Pada hari ini harapkan agar mengunjungi kuil (matirtha yatra) untuk berdoa dan belajar lebih semangat sesuai dengan petunjuk kitab Suci.

3. Saniscara Umanis Sungsang, adalah suatu hari persiapan untuk hari berikutnya Menyiapkan diri untuk menghadapi ujian secara mental dan phisik secara damai, kesabaran, kesiapsiagaan dan devosi.

4. Panyekeban atau panapean, Redite Paing Dungulan adalah suatu hari ketika Hindu memulai melakukan suatu meditasi ( yoga semadhi), sebab pada hari ini mulai hadir KalaTiga Wisesa, yaitu Bhuta Galungan, untuk menggoda pikiran manusia. Mulailah dari Redite, Soma, dan Anggara Wuku Dungulan datangnya Bhuta Galungan, Bhuta Dungulan, dan Bhuta Amangkurat. Pada hari ini adalah juga mulai untuk membuat kue dan menyimpan material untuk Galungan hari, seperti tape (semacam orang Bali Makanan kecil) untuk menjadi masak. 

5. Penampahan, Anggara Wage Dungulan, adalah suatu hari ketika godaan datang dari Bhuta Amangkurat. Jika iman kita tidak kuat atau lemah, maka godaan akan berhasil menguasai diri kita. Pada hari ini Bhuta Yadnya dilaksanakan di Catuspata, berupa segehan sesuai dengan uripnya didasarkan pada arah mata angin, mempersembahkan kepada Bhuta Galungan. 

6. Galungan, Budha Keliwon Dungulan menjadi hari untuk mempunyai kesenangan, hari kemenangan setelah menghadapi ‘ test’ secara mental dan secara phisik dari godaan Bhuta Galungan atau . kemenangan dari Yang baik ( Dharma) melawan Kejahatan (Adharma). Pada sesaji hari ini ' dipersembahkan kepada Tuhan dan nenek moyang telah meninggal. 

7. Umanis Galungan, Wrespathi Umanis Galungan menjadi hari perayaan, dari agama Hindu dapat menikmati berkahNya. Sesaji digantikan dengan pertunjukan seni (ngelawang) dan pada umumnya dapat dinikmati oleh semua orang. 

8.Pahing Galungan, Sukra Pahing Dungulan, hari ketika kita masih di (dalam) siaga dengan introspeksi diri 

9. Pamaridan Guru, Saniscara Pon Dungulan, menjadi hari ketika Tuhan memberi kita kemakmuran. Pada hari ini, Hindus pada umumnya mengunjungi pura ( tirthayatra). 

10. Ulihan, Redithe Wage Kuningan, menjadi hari ketika kita memperingati nenek moyang telah meninggalkan kita dan melanjutkan tugas mereka untuk berjuang untuk menegakkan kebenaran (dharma). 

11. Pamacekan Agung, Soma Keliwon Kuningan, menjadi hari untuk berdoa mohon untuk memperoleh kesejahteraan sebab hari pemacekan hari 'pamacekan', akan datang, merupakan hari pertengahan, antara Galungan dan Kuningan ( 5 hari setelah Galungan dan 5 hari kemudian adalah Kuningan). Filosofi adalah kita selalu berada pada pertengahan kemurnian dari hati. Pada hari ini Segehan Agung dipersembahkan ditempatkan di depan pintu gerbang rumah utama. 

12. Anggara Umanis Kuningan, menjadi hari persiapan Kuningan. 

13. Pujawali Bhatara Wisnu,Budha Paing Kuningan menjadi hari pelindung dari dunia, Tuhan Wisnu datang kepada bumi. Umat Hindu pada hari ini.

perlu berdoa mohon untuk pemeliharaan dari alam semesta. 

14. Wrespathi Pon Kuningan, adalah suatu hari persiapan untuk Kuningan. 

15. Penampahan Kuningan, Sukra Wage Kuningan adalah suatu hari untuk persiapan terutama yadnya untuk Hari Kuningan (sama dengan penampahan galungan). 

16.Tumpek Kuningan, Saniscara Keliwon Kuningan, menjadi hari ketika Para dewa yang ditemani oleh nenek moyang datang untuk mengunjungi bumi (preti sentana), tetapi hanya sampai tengah hari (12.00). Pada hari ini umat Hindu diusulkan melakukan introspeksi diri dengan membuat suatu meditasi untuk kemakmuran manusia. Sesaji pada hari ini adalah selanggi, tebog, endongan, yang menghias rumah kita masing-masing. Segehan Agung ditempatkan di rumah pekarangan, dan sesaji untuk anggota keluarga adalah juga dilayani seperti prayascita lewih, sesayut segan kuning, 

17. Pegat Wakan, Budha Keliwon Pahang, menjadi akhir meditasi yang telah dilaksanakan untuk 42 _hari (dari Sugimanek Jawa sampai Budha Keliwon Pahang). Pada hari ini Umat Hindu sedang mempersembahkan sesayut dirghayusa dan penyeneng sesaji kepada Tuhan Yang tertinggi, Hyang Widhi Wasa. 

~Rahayu~

Related Posts

There is no other posts in this category.
Subscribe Our Newsletter