-->

JENIS dan FUNGSI PENJOR





JENIS dan FUNGSI PENJOR

Penjor terbuat dari sebatang bambu yang utuh dan ujungnya melengkung ke tanah, kemudian dihiasai dengan janur yang dililitkan pada batang bambu, sampian yang digantung di ujung bambu yang bisanya terbuat dan janur atau ental, kain putih kuning, pala bungkah (umbi-umbian), pala gantung jajan yang di gantung pada batang bambu, sanggah yang menempel pada batang bambu dan porosan (daundaunan). Penjor, merupakan wujud hiasan, menandai terlaksananya sebuah perayaan selamatan atau pesta, penjor sesungguhnya adalah wujud sesaji atau banten.

Ada dua jenis penjor yaitu: 
a. Penjor Sakral atau Penjor Aturan dikenal dengan Penjor yadnya mengangdung nilai sakral, karena itu dikenal dengan Penjor Ritual. 
b. Penjor Hias, dikenal dengan Umbul-umbul, tidak sakral namun dapat menciptakan Susana semarak dan agung, terhadap acara yang sedang berlangsung, penjor menciptakan suasana anggun sebuah upacara.

1.Penjor Ritual, Dengan menggunakan bambu pilihan, membiarkan beberapa cabang dan ranting bambu itu masih utuh, pada batang bambu penjor, tali-temali secukupnya, janur pelepahan untuk dililitkan pada batang bambu, janur helaian merupakan bahan baku penjor. Hasil bumi yaitu berupa pala bungkah, yaitu umbi-umbian dan pala gantung atau buah-buahan, daun beringin, bunga wama-warni, ditata menghias Penjor ini, padi kuning, satu butir kelapa utuh, secara khusus disamping sebagi hiasan juga merupakan atribut sesaji. Atribut sesaji yang melengkapi sebatang Penjor Ritual antara lain: tape, uli, regina, dodol, iwel, satuh, pisang, tebu, dan porosan, kapur sirih selengkapnya, adalah unsur sesaji yang wajib digunakan. Sanggah cucuk, lengkap dengan lamak sampian gantung, ulap-ulap, yaitu secarik kain putih bergambar Wayang gana atau Aksara Bali, dan sampian penjor melengkapi sebatang penjor Sakral.

2.Penjor Hias, Dengan menggunakan bambu pilihan cabang-cabangnya dibabat habis. Penjor hias, menggunakan bahan potongan batang pisang dan janur helaian serta tali. Atribut hiasan penjor dibentuk bergelang-gelang dari janur helaian, ditata tetapi menghias sampai keujung. Helaian janur, ada juga disayat diukir dinamakan padi-padian, memperindah wujud penjor. bentuk rantai, terbuat dan helaian janur tanpa lidi, dapat menyemarakkan wujud penjor hias. Sampian penjor diikatkan pada ujung bambu, menjuntai dengan tali yang di hias pipid. Ada bagian batang bambu sama sekali tidak dihias janur. Diperhitungkan bagian yang ditanam di tempal pemasangan penjor. Lebih kurang satu setengah meter dari permukaan tanah, hiasan atribut penjor mulai dipasang, ditata rapi. Penjor Hias, tidak memerlukan unsur sesaji, buah, umbi, daun beringin, janur pelepahan, sanggah cucuk, dengan atributnya, tidak diperlukan. Hiasan penjor jenis ini, adalah ungkapan rasa syukur.

3.Fungsi Penjor, fungsi penjor secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 
1. Penjor Agama atau Penjor sakral fungsinya secara sekala dan niskala Fungsi secara sekala adalah untuk memberitahukan atau memberi isyarat kepada masyarakat luas bahwa di tempat itu sedang dilaksanakan suatu kegiatan upacara agama. Fungsi secara niskala adalah untuk memanggil kekuatan positif yang disimbolkan melalui kelengkapan yang ada pada penjor. 
2. Penjor hiasan berfungsi untuk dekorasi atau menghiasai suatu tempat atau ruangan agar lebih indah. Penjor ini tidak memiliki fungsi keagamaan karena mi tidak dilegkapi dengan benda-benda yang mengandung simbol yang dikaitkan dengan ajaran agama. Jadi fungsi penjor semacam mi lebih banyak digunakan untuk upacara penyambutan hal-hal besar nasional, penyambutan hari ulang tahun yang beskala besar dan lain sebagainya. 
4. Makna Penjor, meghayati bakti agama Hindu, ada wawasan tentang alam semesta ini berbentuk bulat. Ananta boga, ular naga, bersemayam di dalam inti bulatan alam semesta. Dikenal dengan bijaksara ANG, manifestasinya sang pencipta, utpeti. Bila orang lupa kepada beliau, satu bulu Beliau lepas, dapat menjadi hama wereng, walang sangit, atau berbagai wabah perusak tanaman, binatang piaraan, bahkan manusia kena wabah, bersamaan dengan kejadian itu. Karenanya Anantaboga, dengan bijaksana ANG prabawa pencipta dipuja, dengan memamerkan hasil bumi, diciptakan dalam bentuk Penjor. Anantaboga, dikenal sebagai raja ular naga. Bila wajib membunuh lawan dapat dengan mematuk bekas pijakan kaki sang calon korban. Dan korban itu dapat musnah terbunuh. Demikianlah kekuatan atau kesaktian-Nya. Tubuhnya panjang tiada henti berkelok-kelok, ekornya tinggi. Dalam wujod penjor, ekornya berjuntaikan tali dengan sampian penjor dilengkapi dengan sesaji, porosan dan kembang wangi segar. Sanggah cucuk diibaratkan mulut, dalam hal ini mulut ular naga. 

Basuki adalah sungai yang memberikan kesuburan  bagi tanah disebelah kanan dan kirinya. Basuki bijaksan UNG manivestasi stithi sang pelestari. Bila orang lalai, lupa terhadap  Beliau, musibah kekeringan atau sebaliknya kebanjiran maha dahsyat dapat menjadi bencana, untuk mengingatkan manusia akan kuasa-Nya. Taksaka, ular naga bersemayam di angkasa Oleh karena itu ular satu ini lumrah digambarkan bersayap, agar pasti berada diangkasa. Secara kreatif dipersonif'ikasikan dengan simbol Penjor Ritual, atua Penjor hias sekaligus. Keserakahan, dan dosa-dosa yang diperbuat manusia, menjadikan Taksaka murka, sehingga terjadi kebakaran, kena petir, gunung api meletus dan bencana alam lain sejenisnya. Untuk mengingatkan manusia pada kuasa-Nya. 

5.Makna yang terkandung dalam penjor antara lain: 

1. Bambu penjor yang bentuknya melengkung ke bawah dan batangnya beruas-ruas itu, dimaknai sebagai pimimpin yang dapat mengayomi dan melindungi kepentingan rakyat Disamping itu ruas bambu dimaknai sebagai pendakian spiritual harus dilakukan dengan tahapan-tahapan yang pasti dan jelas. 
2. Pala bungkah dan pala gantung sebagai ungkapan terima kasih atas karunia, rahmat, kesejahteraan, kesuburan dan kemakmuran yang dilimpahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada alam dan mahkluk hidup. 
3. Kain putih kuning (ulap-ulap) sebagai pemanggilan kekuatan positif dan segala penjuru, sehingga upacara dilangsungkan dapat berjalan dengan selamat dan aman dari segala godaan. 
4. Sampian sebagai keteduhan dan ketenangan berpikir. Sehingga apa yang sedang dilakukan dalam kaitannya dengan upacara berjalan dengan baik. 
5. Pososan sebagai lambang pemujaan kepada manivestasi Tuhan. 



Contoh penjor sakral

Kesimpulan: 
1.Menyiratkan ajaran tatwa, dalam bentuk sradha-bakti terhadap Hyang Widhi. Mempersembahkan hasil bumi dalam wujud penjor. 
2.Menyiratkan susila, karena bergotong-royong menggagas konsep penciptaan penjor. 
3.Bentuk penjor di gunakan untuk kepentingan agama disebut penjor sakral. 
4. Penjor secara filosofis mengandung beberapa arti diantanya lambang pertiwi dengan segala hasilnya. 

Related Posts

There is no other posts in this category.
Subscribe Our Newsletter