-->

TUGAS SUAMI dan ISTRI dalam AGAMA HINDU

TUGAS SUAMI dan ISTRI 
dalam AGAMA HINDU


Dalam keluarga inilah wadah terpenting untuk belajar dan menerapkan pelajaran agama secara baik dan benar. Akar kemajuan masyarakat, negara dan dunia internasional adalah kemajuan keluarga itu sendiri. Dalam keluargalah kita belajar cara hidup yang demikian rupa di tengah orang banyak tanpa merasa sedih atau menyebabkan orang lain sedih. Dalam keluarga, kita belajar agama untuk memanfaatkan hidup ini sebaik-baiknya. Keluarga adalah wadah pendidikan agama untuk mendayagunakan hidup bersama untuk meluhurkan budi guna meningkatkan dorongan atau kecenderungan hidup agar kualitas moral dan daya tahan menta] spiritual semakin meningkat.

Tujuan menjelma menjadi manusia ke dunia adalah untuk melenyapkan penderitaan lahir dan batin.

Melenyapkan penderitaan sebagai tujuan menjelma ke dunia disebutkan dalam Kakawin Ramayana Sargah baris ke 3 sebagai berikut:

“Ksayanikang papa nahan prayojana”

Artinya: Melenyapkan penderitaan tujuan menjelma. Manusia begitu lahir sebagai manusia tentunya belum dapat berbuat secara sadar untuk mengatasi penderitaan hidupnya. Ia (semasih bayi) hanya dapat bergerak berdasarkan nalurinya saja. Kalau ia lapar, haus dan sakit ia pun hanya dapat menangis. Bagaimana cara mengatasi lapar, haus dan sakit si bayi yang baru lahir itupun belum dapat berbuat apa-apa. Manusia kecil itu amat tergantung orangtuanya. Agar manusia kecil itu dapat tumbuh menjadi dewasa dan memiliki kesadaran dan keterampilan untuk menopang hidupnya, adalah merupakan kewajiban orangtua untuk memberikan pendidikan kepada si anak dengan penuh kasih sayang dan ketulusikhlasan. Kewajiban yang timbal balik ini menimbulkan ikatan moral yang tinggi untuk saling mengabdi berdasarkan keyakinan yang amat dalam. Orangtua menurut pandangan Hindu dalam memberikan pendidikan kepada anaknya didorong oleh suatu keyakinan bahwa pendidikan yang diberikannya itu sekaligus merupakan wujud pengabdian kepada leluhurnya. Karena umat Hindu percaya bahwa anaknya itu tiada lain penjelmaan leluhurnya.

Dalam kitab suci Sarasamuscaya 242 dijelaskan tentang tiga

kewajiban ayah sebagai berikut:

1. Sarirakrta, yaitu kewajiban orangtua untuk menumbuhkan jasmani si anak dengan baik.

2. Pranadatta, artinya orangtua wajib membangun atau memberikan pendidikan kerohanian kepada si anak.

3. Anna datta, yaitu kewajiban orangtua untuk memberikan pendidikan kepada anaknya untuk mendapatkan makanan (anna) salah satu kebutuhan hidupnya yang paling essensial.

Dalam kitab Grhya Sutra disebutkan adanya dua kewajiban ayah sebagai kepada keluarga sebagai berikut:

1. Patti, yaitu kewajiban kepala keluarga untuk melindungi keluarga, terutama anak-anak. Perlindungan orangtua amat dibutuhkan oleh si anak untuk mendapatkan rasa aman dan tentram.

2. Bhastri, yaitu kewajiban kepala keluarga untuk menjamin kebutuhan pisik material daripada keluarga termasuk anakanak.

Kewajiban bapak terhadap anaknya dijelaskan dengan Panca Wida yaitu lima kewajiban ayah kepada anaknya yaitu:

1. Sang Ametwaken (ayah itu sebagai penyebab lahirnya si anak).

2. Matulung urip rikalaning baya (menyelamatkan juwa si anak tatkala mendapat ancaman bahaya).

3. Nitya maweh bhinojana (selalu memberikan makanan kepada si anak).

4. Mangupadyaya, (kewajiban si ayah memberikan ilmu pengetahuan kepada si anak). 

5. Anyangaskara (menyucikan si anak atau membina mental spiritual si anak). 

Di samping ayah. ibu rumahtangga juga disebutkan dalam berbagai naskah Hindu memiliki tugas-tugas dan kewajiban terhadap anaknya. Dalam Wanaparwa, Yudhisthira menyebutkan. ibu rumah tangga wajib mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya_ Karena ibu rumah tangga itu adalah istri, sebagai dewi dan sebagai permaisuri. 

Kata “istri" dalam bahasa Sansekerta berarti pemberi kasih. Sebagai dewi, ibu rumah tangga wajib menumbuhkan dirinya sebagai pelita yang menyinari rumah tangga, sebagai dewi. ibu rumah tangga memberikan penerangan jiwa kepada anak-anaknya

Kata dewi berasal dari bahasa Sansekerta dari kata “dev” yang berarti sinar. Sebagai permaisuri, ibu rumah tangga berfungsi memimpin dan mengatur rumah tangga termasuk anak-anak. 

Kata “permaisuri" berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata “parama” artinya utama, dan “iswari” artinya pemimpin. Dalam Manawa Dharmasastra 1X, 27 dan 28 dijelaskan tentang fungsi istri sebagai pendidik dan memelihara anak-anak di samping melahirkannya. 

Related Posts

There is no other posts in this category.
Subscribe Our Newsletter