-->

Akibat Seorang Istri yang Tidak Menghormati Suaminya (Cerita Hindu)

Post a Comment

Akibat Seorang Istri yang Tidak Menghormati Suaminya

Terdapatlah sebuah kota bernama Sripura dan seorang brahmana bernama Vasudatta tinggal disana. Vasudatta memiliki seorang putri bernama Sudeva. Vasudatta adalah seorang brahmana yang baik hati. Ia mempelajari Veda-veda dan melakukan . berbagai ritual agama. Hanya satu kesalahannya yaitu ia terlalu mencintai putrinya. Sudeva sebenarnya sudah dewasa, namun Vasudatta tidak berusaha mencarikan jodoh untuk putrinya. Banyak brahmana yang datang untuk meminang Sudeva, namun Vasudatta menolak mereka semua.

“Apa yang kau lakukan, mengapa kau tidak mau menikahkan putrimu?” demikian istrinya memprotes Vasudatta.

“Aku mencari seorang brahmana yang mau menikahi Sudeva dan tinggal bersama kita” jawab Vasudatta. “Aku sangat menyayangi Sudeva dan aku tidak mau melepasnya menjadi menantu orang lain. Sebaliknya menantuku yang harus tinggal bersamaku.”

Setelah beberapa waktu berlalu, datanglah seorang brahmana yang bernama Sivasarrna untuk mengunjungi Vasudatta. Ia amat mahir dalam ilmu sastra, lebih penting lagi ia tidak memiliki orang tua. Satu-satunya kerabat yang ia miliki adalah keempat saudara yang tinggal entah dimana, ia sendiri tidak tahu. Vasudatta memastikan bahwa Sivasarrna tidak akan membantah jika ia dikawinkan dengan Sudeva dan tinggal bersama sebagai menantunya. Maka perkawinan pun dilangsungkan.
Namun sayang sekali, Sudeva terlalu dimanjakan oleh ayahnya. Dia tidak pernah memahami bagaimana menghormati seorang suami. Ayahnya adalah seorang brahmana yang kaya, sedangkan Sivasarrna adalah brahmana yang miskin. Sudeva memperlakukan suaminya dengan tidak hormat, menghina bahkan mencela suaminya. Karena cintanya pada Sudeva maka Sivasarma menahan semua penghinaan itu. Tapi pada suatu hari karena tidak tahan lagi dengan perlakuan itu, Sivasarma meninggalkan rumah mertuanya tanpa sepengetahuan mereka. '

“Ini sungguh sebuah bencana besar” demikian kata Vasudatta pada istrinya. “Kita memiliki seorang menantu yang amat baik hati dan kini ia telah meninggalkan kita karena perlakuan yang tidak benar dari putri kita. Ini sangat na'i'f. Aku ingin membuang Sudeva dari rumah ini.”

“Itu tidak adil” jawab istrinya. ‘Kaulah yang terlalu memanjakan anakmu. Orang bijak mengatakan bahwa seorang anak dibesarkan dengan cinta pada umur di bawah lima tahun. Setelah itu saatnya ia harus ditempa, dan jika setelah umur itu kau mengabaikan tempaannya maka ia akan menjadi anak yang manja. Para bijak juga mengatakan bahwa seorang anak putri harus ada dalam pengawasan orang tuanya hingga berumur delapan belas tahun. Setelah itu, maka sudah waktunya ia dinikahkan dan si anak itu harus pergi dan hidup bersama suaminya. Putri dan menantu tidak boleh tinggal di rumah mertuanya.”

Istri Vasudatta kemudian meminta suaminya agar benarbenar membuang putri satu-satunya. Tidak ada untungnya memiliki putri yang berhati jahat. Vasudatta kemudian berkata kepada putrinya,


“Karena engkau Sivasarma menantuku yang baik hati telah pergi. Pergilah kau ke tempat suamimu. Kau tidak lagi milik keluarga ini. Jika kau tidak berhasil menemuinya, maka pergilah kemana pun kau suka.” '

Akhirnya Sudeva pergi dan dimana pun ia berada orangorang tidak mau bersahabat dengannya. Ia diabaikan begitu saja. Tak seorang pun yang mau berteman dengan seorang wanita yang membuat suaminya meninggalkan dirinya. J ika melihatnya maka orang-orang mulai berteriak, “Seorang pendosa datang!” demikianlah mereka berteriak lalu pergi menjauh darinya. Sudeva kemudian bepergian dari kerajaan satu ke kerajaan yang lain. Dia amat miskin dan meminta-minta sedekah untuk mempertahankan hidupnya sebisa mungkin. Akhirnya ia sampai di kota Vanasthala kerajaan Saurastra. Dengan membawa mangkuk peminta-minta, dia mengembara keliling kota meminta sedekah. Dan kali ini ia tiba di sebuah bangunan mewah dengan tembok yang tinggi. Rumah itu penuh dengan benda-benda berharga dan tampak jelas kalau rumah itu adalah milik orang yang kaya raya.

“Hamba kelaparan, bolehkah hamba minta sedekah? Tolonglah hamba” pintanya. Pemilik rumah segera keluar begitu mendengar seruan pengemis itu dan memanggil istrinya yang bernama Mangala.

“Mangala” demikian ia memanggil istrinya. “Ada orang yang megninta sedekah di luar. Berikanlah sesuatu untuknya !” Mangala kemudian memberikan banyak makanan dan manisan untuk Sudeva. Ketika Sudeva hendak memakan pemberian itu, pemilik rumah menyapanya.
“Siapakah anda? Mengapa bepergian sendiri seperti ini dan mengapa keadaan anda begitu memprihatinkan?” Ketika Sudeva mendengar suara pemilik rumah itu, dia kemudian tersadar kalau orang itu tiada lain adalah Sivasarma. Dia tidak sanggup menjawab dan menundukkan wajah karena perasaan malu.

“Mengapa ia tidak menjawab dan mengapa ia tidak berani menatap wajahmu?” Tanya Mangala pada suaminya. “Aku akan memberitahu alasannya” kata Sivasarma. “Sekarang aku "mengenalnya. Dia adalah Sudeva, putri Vasudatta. Dia adalah mantan istriku. Dia pasti datang untuk mencariku. Perlakukanlah ia dengan baik.”

Sudeva terperanjat mendengar kata-kata itu, ia tidak menduga kalau dirinya akan diperlakukan dengan baik oleh mantan suami yang dulu dihinanya habis-habisan. Demikian juga Mangala memperlakukannya dengan sangat baik. Sudeva teringat akan perbuatannya di masa lalu, ia pun menjadi menyesal tak terhingga. Begitu besar penyesalannya hingga meluap menjadi kematiannya. Ia meninggal dalam penyesalan.

Segera setelah Sudeva meninggal, utusan Yama datang dan mengikat tubuhnya. Mereka kemudian menyeretnya untuk menghadap kepada dewa Yama, dewa kematian. Yama memberikan hukuman sesuai dengan perbuatan para pendosa dan dalam hal ini dosa Sudeva amat berat. Dia dibuang dari satu neraka ke neraka yang lain. Di satu neraka tubuhnya dipotongpotong dengan senjata, di neraka lain tubuhnya direbus dalam tungku mendidih. Setelah ia mendapatkan berbagai hukuman dalam berbagai neraka maka Sudeva terlahir kembali. Tapi ia terlahir sebagai seekor semut. Setelah semut ini mati, Sudeva beruntung terlahir sebagai berbagai jenis serangga dan binatang, hingga terakhir menjadi babi betina. Itu akibat dari seorang istri yang selalu menghina dan mencela suaminya.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter