KARMAPHALA
Hukum sebab-akibat
Hukum sebab-akibat

Kemajuan masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya ilmu
dan teknologi membuat umat manusia semakin mudah melangsungkan kehidupan.
Contohnya, dengan ditemukannya kendaraan, orang dapat dengan mudah berpindah
dari satu tempat ke tempat lainnya. Setelah ditemukannya media televisi, orang
dapat melihat kejadian di belahan dunia lain dalam hitungan detik. Kecanggihan
internet dan telepon seluler, memungkinkan orang dapat berkomunikasi tanpa
batas waktu, tempat, dan ruang. Dengan handphone, orang bisa berkomunikasi
kapan saja, di mana saja dan dengan siapa saja.
Agama memberi tuntunan agar manusia bisa memanfaatkan hasil
penemuan ilmu dan teknologi untuk kesejahteraan bersama. Walaupun sudah
diberikan tuntunan dan masyarakat telah menciptakan hukum positif, penyalahgunaan
teknologi masih selalu terjadi. Kejahatan terjadi dimana-mana dari yang
berskala kecil berupa pencurian dalam keluarga sampai pada perilaku korupsi
atau mencuri uang rakyat. Kejahatan dengan media komunikasi elektronik, seperti
telepon seluler dan internet juga terjadi. Mulai dari bergosip, melecehkan
orang lain, memfitnah, melakukan pembajakan, dan aksi terorisme yang dapat
membuat masyarakat ketakutan.
Agama Hindu mengajarkan Karmaphala. Karma adalah perbuatan,
phala artinya hasil. Jadi, karmaphala artinya hasil perbuatan. Karmaphala
disamakan artinya dengan rta atau hukum alam yang abadi. Hukum karma ini juga
bersifat mutlak, berlaku kepada apa saja, siapa saja, di mana saja, dan kapan
saja. Cara kerja hukum Karmaphala ini sangat rahasia, ajaib, dan tak
terpikirkan oleh akal manusia. Bukan itu saja, hukum karma ini adalah hakiki
yang tidak terbantahkan.
Konsep sederhananya dari hukum karma ini adalah jika
kebaikan yang ditanam maka kebaikan pula yang akan dinikmati. Begitu juga
sebaliknya, jika kejahatan yang diperbuat maka malapetaka pula yang akan
diterima. Dengan kata lain, mencuri satu pasti akan kehilangan dua, membantu
satu maka akan mendapatkan bantuan dua kali. Apabila kita dengan tulus membantu
meringankan beban makhluk lain, sesungguhnya kita sudah dua kali melakukan hal
yang sama untuk diri kita sendiri.
Adapun yang tak terpikirkan dari hukum karma ini adalah
kapan karma itu berbuah dan melalui tangan siapa buah itu akan dinikmati. Jika
membantu si A, belum tentu bantuan akan datang dari si
A. Pahala dari karma
baik dapat berupa bantuan yang datang dari si B, sedangkan waktu berbuahnya,
sama seperti menanam padi yang tidak dalam waktu sekejap bisa dipetik buahnya.
Namun, kita masih menunggu padi itu tumbuh, berbuah, dan masak. Itulah rahasia
dari hukum karmaphala.
Bagian-bagian Karmaphala
Rahasia kehidupan ini tidak dapat dimengerti, seperti halnya
tentang umur, kelahiran, rejeki, dan jodoh seseorang.Dalam hal ini, manusia
tidak mempunyai kemampuan untuk memahami dan tidak memutuskan. Manusia hanya
berusaha tetapi ada kekuatan lain yang menentukan. Kekuatan lain yang dimaksud
adalah kekuatan hukum karma yang dilihat dari lama berbuahnya. Kekuatan ini
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.Sancita
Karmaphala
Jenis karmaphala yang pertama adalah karma yang diperbuat
pada kelahiran atau kehidupan yang lalu, yang belum habis sempat dinikmati dan
sisanya dinikmati pada kehidupan sekarang.
Ilustrasi lain untuk meneguhkan keyakinan kita terhadap
karmaphala adalah kisah hidup orang-orang sukses di sekitar kita. Kisah seorang
sahabat bernama Nasution dari Medan, Sumatera Utara.Sejak kecil, Nasution tekun
belajar dan selalu melatih dirinya menjadi seorang pemberani.Setiap tugas yang
diberikan oleh gurunya selalu dikerjakan dengan cepat dan ikhlas, mulai dari
pekerjaan untuk membersihkan halaman sekolah, sampai pekerjaan yang sulit dalam
latihan kepramukaan.Ia tidak pernah mengeluh, selalu semangat, tersenyum, dan
sopan santun. Begitu juga dalam berpakaian, ia sangat sederhana walaupun sesungguhnya
ia mampu membeli yang lebih baik. Terhadap teman ia ramah dan suka menolong
dengan ikhlas.
Kalau dihubungkan dengan hukum karmaphala, Nasution adalah
sosok orang yang mempunyai banyak tabungan karma baik cukup banyak. Setelah
remaja, ia meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Jakarta. Nasution muda
ini mulai bekerja sebagai pedagang keliling dari satu kampung ke kampung yang
lainnya.Ia mencoba bekerja sebagai pemandu wisata sambil kuliah di sekolah
tinggi pariwisata. Tabungan karma baiknya tergolong sudah banyak, terbukti
ketika ia mulai membuka bisnis biro perjalanan wisata, banyak orang yang
membantunya. Sekarang Nasution adalah pemilik beberapa hotel berbintang di
Indonesia dengan kualitas kehidupan yang sangat makmur dan mapan. Walaupun Nasution
sudah kaya raya, dia masih sabar, rendah hati, ikhlas menolong orang susah, dan
tidak sombong. Ini berarti Nasution adalah sosok yang perlu ditiru karena telah
melaksanakan ajaran Veda dengan baik.
2. Prarabdha
Karmaphala
Karmaphala jenis ini adalah karma atau perbuatan yang
dilakukan pada kelahiran ini, pahalanya dinikmati pada kelahiran ini juga.
Contoh paling aktual yang sering disampaikan oleh media
massa saat ini adalah betapa para koruptor atau pencuri uang rakyat yang dibawa
ke pengadilan lalu dijatuhi hukuman yang cukup tinggi. Penegak hukum tidak
pandang bulu dalam memberantas korupsi.Para koruptor itu menerima hasil
perbuatannya semasa mereka hidup sekarang.Buktinya adalah mereka dihukum oleh
pengadilan.Mereka juga mendapatkan sanksi moral dari masyarakat karena
dipermalukan baik dirinya maupun keluarga.
Kewajiban kita sebagai umat Hindu dalam hal ini adalah
menghindari pebuatan jahat sekecil apapun.Takutlah dengan akibat dari perbuatan
jahat kita dan malulah terhadap akibat dalam pelanggaran ajaran Veda. Seperti
contoh, teroris yang melakukan pembunuhan secara biadab terhadap orang-orang
yang sama sekali tidak melakukan kesalahan terhadap dirinya. Mereka membunuh
dengan bom berdaya ledak tinggi.Setiap adanya hukum karma, kemanapun mereka sembunyi
untuk menghilangkan jejak, dapat juga ditangkap oleh penegak hukum, kemudian
diseret ke Pengadilan dan dijatuhi hukuman mati.Mereka tidak menyadari bahwa
tujuan hidup yang sebenarnya adalah untuk saling melayani agar mendapatkan
kebahagiaan lahir dan batin.
3. Kriyamana
Karmaphala
Karma jenis ini adalah hasil perbuatan saat ini/sekarang
yang belum habis dinikmati dan sisanya
dinikmati pada masa kelahiran mendatang.
Pahala dari perbuatannya itu dinikmati setelah meninggal
dunia. Menurut Hindu, kematian seseorang bukan akhir dari sebuah siklus
kehidupan, melainkan ada kehidupan lain lagi setelah kematian menjemput. Yang
hidup setelah mati adalah roh yang disebut juga sebagai suksema sarira atau
badan halus.
Roh ini selalu bereinkarnasi sebelum mencapai alam nirwana
atau moksa. Apabila seseorang dalam hidupnya selalu melakukan kebaikan dan
meninggal dunia dalam usia muda, maka pahala perbuatan baiknya itu dibawa
sampai ke alam surga. Di alam surga, roh ini akan menikmati begitu banyak
kebahagiaan dan kemuliaan. Tempatnya akan sangat baik dan dekat dengan para
Dewa dan Dewi. Apa yang diinginkannya di alam surga langsung ada di sampingnya.
Dalam kitab Purana, alam surga itu digambarkan sebagai
kondisi yang sangat baik.indah, damai, dan penuh kebahagiaan. Karena waktunya
harus terlahir kembali, maka roh yang terlahir dari alam surga ini akan
mengambil bentuk tubuh yang lebih baik. Mungkin lebih cantik atau tampan, lebih
pintar, dan terlahir di keluarga terhormat dan berkecukupan
Memang tidak mudah memberikan penjelasan tentang bagaimana
proses ini terjadi. Tetapi dengan melihat gejala yang ada, fenomena ini dapat
dijelaskan secara terbatas dengan melihat tanda-tanda yang nampak secara kasat
mata.
Perhatikan kisah hidup seorang artis.Selain cantik atau
tampan, mereka belajar menyanyi atau belajar akting cukup sebulan saja sudah
mahir dan mampu menghapalkan sampai sepuluh lagu.Bukan itu saja keberuntungan
yang mereka peroleh, para artis juga dikagumi oleh banyak orang dan
dielu-elukan oleh para penggemarnya.Penghasilannya sebagai artis dan bintang
iklan sangat banyak.Uangnya berlimpah dan fasilitas hidupnya mewah. Banyak
orang yang ingin bernasib sama seperti mereka. Fenomena ini adalah salah satu
bukti adanya Sancita Karmaphala.
Bandingkan dengan teman kita yang bukan artis.Mungkin dari
penampilan fisiknya sudah dapat dilihat, tidak secantik atau setampan
artis.Kalau belajar bernyanyi sebuah lagu, selain suaranya tidak enak didengar,
dia tidak hafal lirik lagunya.Teman kita yang satu ini juga ingin punya satu mobil,
tetapi tidak mampu membeli walaupun sudah bekerja bertahun-tahun.Penghasilannya
tidak seperti penghasilan seorang artis.Namun, apabila disuruh membuat lemari,
maka dengan cepat dia bisa menyelesaikan.
Dari contoh yang ada, maka keyakinan kita terhadap hukum
karma diharapkan semakin tinggi, lalu timbul motivasi untuk selalu berbuat
baik, mengamalkan dengan benar ajaran Kitab Suci Veda.
Post a Comment
Post a Comment