-->

Cara mencegah dari gangguan penyakit, Leak, Desti dan Ilmu hitam

Post a Comment
Didalam pengobatan Bali (Usada Bali) dikenal juga cara pencegahan terhadap penyakit. Bentuknya tidaklah sama dengan bentuk pengobatan modern. Didalam beberapa beberapa lontar usada pencegahan berbentuk rerajahan (lukisan magis) di atas lempengan logam atau benda keras lainya yang ditanam dipekarangan rumah atau diikatkan pada ikat pinggang agar terhindar dari segala penyakit dan niat jahat orang lain yang tidak senang atau memusuhi kita. Pencegahan atau preventif model ini lebih ditujukan kepada penyakit yang berbentuk niskala, seperti Leak, desti, pepasangan, bebainan, dan sebagainya. Adapun rerajahannya sebagai berikut :

Penjaga Karang Paumahan 
Untuk  menJaga agar rumah tidak kemasukan orang jahat, baik yang berniat membuat bencana atau mencuri maka dibuatkan rarajah.

1. Kala Maya 


Dirajah pada tembaga, kemudian ditaruh di Sanggah atau merajan, dipalinggih yang beratap ijuk. Setiap hari dihaturkan sajen berupa nasi segenggam dengan lauk pauk. 'Keampuhan rerajahan ini adalah mengusir wabah penyakit, leak,  dan segala hal yang bermaksud jahat. 

2. Yama Raja. 

Dirajah di atas tembaga. Rarajahan ini ditanam di tengah tengah pekarangan rumah  (tengahing natah). Mantra pada waktu menanam :"Ong  Sang Babai Geni ,Sang Maya Bicari, ratu ing bebai, poma kita tan ana ring pekaranganku, apan aku amaragaken ageni sakti, apan aku  kinembulan denira Hyang Cauh Bhuwana, aku weruh ring khdaden sira, apan aku guruning Wisesa kabeh, sarwa bhuta bebahi buah suada, Iki rajahnia!
Rerajahan ini dipergunakan untuk mengusir bebahi

3. Berara 

Dirajah di atas bungsil (kelapa muda sekali, yang masih kecil). Ditanam di pekarangan orang yang sakit. Tiap hari disiram air, untuk menguasai bumi. Keampuhan rerajahan ini adalah untuk melawan dan mengusir leak.

4. Pagroda

Dirajah dilempengan besi. Ditaruh didalam rumah, ditempat yang layak. Rerajahan ini amat baik untuk menjaga rumah dari semua mara bahaya.

5. Sang Mindara Chakra


Dirajah pada lempengan logam tembaga. Ditaruh diulap ulaping lawang (bagian atas pintu rumah). Untuk menjaga agar orang yang bermaksud jahat tidak dapat berbuat apa apa karena pandangan matanya tertipu. Dilihat seperti memasuki lapangan yang sangat luas dan sunyi. Pada waktu memasang rajahan ini, haturkan caru atau sajen terdiri atas angsa dan nasi tumpeng 3 buah.

Dikutip dari: Usada Bali 

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter