-->

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDONESIA - materi agama hindu kelas 8 semester 2

Post a Comment

 

picture by pixabay.com

Masuknya Agama Hindu di Indonesia

Tentang masuknya agama Hindu ke Indonesia secara pasti tidak diketahui, berdasarkan penelitian para ahli didapatkan beberapa teori masuknya agama Hindu ke Indonesia disebutkan beberapa teori, di antaranya :

a. Teori Wesya 

C.C Berg Mookerjee (tahun 1912), mengatakan bahwa pengaruh Hindu masuk ke Indonesia pada awalnya dibawa oleh para pedagang yang gagah berani dengan armada-armada besar yang keluar dari daratan India setelah menyeberangi lautan kemudian menetap di pulau Jawa.

b. Teori Wesya 

NJ Krom, adalah sarjana Belanda dengan teori Wesya dalam bukunya Hindu Javance Gesehhidenis menyebutkan bahwa diterimanya pengaruh Hindu oleh Indonesia melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh pedagang (Waisya) India.

c. Teori Kesatria 

J.L Moens, seorang sarjana Belanda menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar dalam proses kolonisasi. Melalui proses ini pula pengaruh Hindu menyebar ke Indonesia.

d. Teori Kesatria 

F.DK Bosch, adalah sarjana dari Belanda menyatakan bahwa dalam penyebaran kebudayaan Hindu ke Indonesia peranan kaum Ksatria yang sangat besar. Meskipun unsur India merupakan zat penyubur kebudayaan.

e. LB Mantra

Seorang sujana Indonesia dengan teori gabungan menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana dan Wesya, Perkembangan agama Hindu di Indonesia tidak lepas dari jasa seorang Rsi yang bernama Rsi Agastya. Beliau seorang Rsi India yang ahli dalam agama Hindu, Masuknya agama Hindu terjadi pada abad ke-4 masehi dengan ditemukannya peninggalan tujuh buah Yupa di Kutai, Kalimantan Timur dan sekaligus mengakhiri zaman prasejarah bangsa Indonesia.

1. Kerajaan Kutai (sekitar abad ke 4)


Nama raja : Raja Mulawarman (anak dari Aswawarman, cucu dari Kudungga). Letak : Kalimantan Timur / abad ke-4 Maschi

Peninggalan : 7 buah Yupa, yaitu tiang batu yang bertuliskan huruf Palllawa dan bahasa Sansekerta. Yupa didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yajna oleh raja Mulawarman. Keterangan lain menyebutkan bahwa Raja Mulawarman melakukan yajna pada suatu tempat suci untuk memuja Deva Siva. Tempat itu disebut Vaprakeswara. Pada masa ini pemujaan kepada Siwa lebih menonjol.

2. Kerajaan Tarum Negara (sekitar abad ke 5)

Nama raja : Raja Purnawarman
Letak : Jawa Barat, disekitar Bogor (Banten, Jakarta, dan Cirebon). Abad ke-5 Masehi

Peninggalan : 7 Buah Prasasti, yaitu: Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu,
Tugu, Pasir Awi, Muara Cianten, dan Lebak (prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Sehingga bisa dipastikan bahwa Raja Purnawarman adalah Raja yang menganut agama Hindu)

- Prasasti Ciaruteun : Lukisan Tapak Kaki Raja Purnawarman yang disamakan dengan tapak kaki Dewa wisnu.

- Prasasti Kebon Kopi : Tapak kaki gajah sang Raja yang disamakan dengan tapak kaki Gajah Airawata (gajah Dewa Indra).

- Prasasti Tugu : pembuatan sungai Gomati, Candrabhaga yang diakhiri dengan persembahan 1000 ekor sapi/lembu kepada para Brahmana

- Arca Perunggu di Cebuaya dengan memakai atribut Dewa Siwa.

- Berita Cina menyebutkan bahwa pendeta Cina (Fa Hien), terdampar di Pulau Jawa (414 M) ketika hendak kembali dari India ke negeri cina menyebutkan di daerah pantai pulau Jawa bagian Barat ditemukan masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu (India)

3. Kerajaan Mataram Kuno (sekitar abad ke 8)

Nama raja : Raja dari keluarga Sanjaya dan Syailendra. Raja yang terkenal adalah Sanjaya, sebelumnya yang memerintah adalah Sanna. Sanjaya digantikan oleh Rakai Panangkaran. Rakai Pikatan adalah Putra Sanjaya yang menikah dengan Putri Raja Samaratungga yaitu Pramowardhani, (Prasasti Canggal/732M) Letak : Jawa Tengah / abad ke-7 M.

Peninggalan:

- Hindu : Prasasti Canggal, Candi Prambanan, Candi Arjuna, Candi Bhima, Candi Sri Kandi, Candi Sinta 

- Budha: Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Plawosan

 - Pada masa kejayaan kerajaan Mataram Kuno berdiri 2 keyakinan, yaitu Hindu oleh Raja Sanjaya dengan bukti dibangunnya candi besar Hindu yaitu Candi Prambanan dan keyakinan Budha oleh Raja Saylendra dengan bukti dibangunnya candi besar Budha yaitu Candi Borobudur. Sehingga dikenal pada masa ini berkembang Dinasti Sanjaya dan Dinasti Saylendra. Prasasti Canggal menggunakan bahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa. Dari isi prasasti ini dapat diketahui bahwa Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Saka dengan Candra Sangkala berbunyi Sruti Indra Rasa. Keseluruhan prasasti itu berbentuk syair terdiri dari 13 bait dengan tiga di antaranya memuat pujaan terhadap Dewa Siwa, satu bait untuk Dewa Wisnu, dan satu bait untuk Dewa Brahma. Pada kelompok candi Arjuna di dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo dijumpai pula Candi Srikandi yang dindingnya dihiasi pahatan arca Dewa Tri Murti yang sering dijumpai pula di Candi Prambanan. Disini dijumpai pula arca Tri Murti dan Siwa sebagai Mahaguru (Agastya).

4. Kerajaan Medang Kemulan (berdiri sekitar abad ke 10)

Nama Raja : Mpu sindok (929-947), Dharmawangsa (991-1016), Airlangga (1019 — 1041) e Letak : Jawa Timur

Peninggalan : Kitab Hukum UU Siwasasana, Mahabharata (Jawa Kuno), Pelabuhan Ujung Galuh, Tanggul waringin Pitu, Gubahan Arjuna Wiwaha (Mpu Kanwa ), Candi Lor, Gunung Gangsir, Songgoriti dan Candi Sumber Nanas.

5. Kerajaan Kediri (berdiri sekitar abad ke 12)


Nama raja : Airlangga ( Putra Udayana dg Guna Priya Darmapatni — raja Besar dari Bali )

Letak : jawa Timur / 1042-1222M Peninggalan : Candi Belahan, Calonarang, Bharata Yuddha — Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Hariwangsa dan Gatot Kaca sraya — Mpu Panuluh, Smaradana
— Mpu Darmaja, Kekawin Lubdaka (kekawin Siwaratri Kalpa) — Mpu Tanakung)

Pada masa kerajaan Kediri ini diyakini masyarakat memiliki keyakinan memuja Wisnu, hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Patung Airlangga diwujudkan sebagai Dewa Wisnu mengendarai Garuda (candi Belahan).

6. Kerajaan Singosari (berdiri sekitar abad ke 13)


Nama raja : Ken Arok 12221227 (Pendiri), Anusapati 1227 — 1248 Wisnu wardana 1248 — 1268, Kerta Negra 1268 - 1292 @ Letak : Jawa Timur/ 1222-1292

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter